GEJOLAK.COM – Presiden Joko Widodo menyatakan rasa terima kasihnya kepada para kyai, alim ulama, terutama pada masa pandemi COVID-19, yang turut membantu memberi penjelasan kepada masyarakat. Sehingga pemerintah merasa terbantukan. Ia juga menyinggung moderasi beragama, sebagai penangkal aksi teroris.
“Dukungan para alim ulama sangat sangat penting sekali, agar semua elemen bangsa bisa saling mendukung dan menopang, saling membantu menjadi sebuah kekuatan yang sangat dahsyat untuk mengatasi segala tantangan bangsa hari ini dan ke depan yang tidak semakin mudah,” kata Jokowi, Kamis 8 April 2021.
Hal itu disampaikan Kepala Negara pada saat Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Nasional Alim Ulama PKB, di Istana Negara Jakarta.
Jokowi juga bilang, pesan-pesan persatuan yang disampaikan para ulama telah menjaga keutuhan bangsa. Dengan menebarkan paham-paham toleransi dan semangat persaudaraan. Dengan begitu, lanjut Jokowi, menjadikan Bhinneka Tunggal Ika (walau berbeda-beda tetap satu) sebagai pondasi persatuan.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyoroti persoalan terorisme yang muncul belakangan ini. Yaitu bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, dan beberapa hari berikutnya penyerangan ke Mabes Polri.
“Pada saat ini kita bekerja keras menangani pandemi, dan kita dikejutkan oleh tindakan kekerasan yaitu terorisme, tindakan yang lahir dari cara pandang yang keliru, dari paham yang salah. Yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama, jelas-jelas merupakan kejahatan besar terhadap kemanusiaan yang mengancam kerukunan kita dalam berbangsa dan bernegara,” papar mantan Gubernur DKI itu.
Keberadaan alim ulama dalam mendidik masyarakat akan suatu ajaran yang salah dan benar, sangat penting. Presiden yakin, keberadaan alim ulama dan kiyai di PKB ini bisa memberi pencerahan bahwa aksi-aksi terorisme adalah salah, dan bisa membuat persatuan terganggu.
“Sebagai partai yang Ahlussunnah Wal Jamaah saya meyakini PKB tidak kendor untuk terus menyemai nilai-nilai moderat, nilai-nilai moderasi nilai-nilai tawassuth, nilai-nilai keseimbangan tawasun, dan terus menebarkan moderasi beragama menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antar sesama, sehingga radikalisme terorisme tidak ada lagi di negara yang kita cintai ini Indonesia,” sambungnya.
Kepala Negara juga meyakinkan, pemerintah terus berkomitmen untuk menghidupkan moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat. Toleransi adalah bagian yang sangat penting. Jokowi mengingatkan kembali sikap tertutup dan ekslusivitas dalam beragama tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika.
“Dalam hal ini sikap pemerintah tegas tidak akan berkompromi terhadap tindakan intoleransi yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.