Pekan Baru, Gejolak.com – Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-X Pemuda Pancasila Provinsi Riau resmi dibuka oleh Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila Ahmad HI M Ali, Jumat 18/2 yang lalu, di-Hotel Labersa, Kampar, Propinsi Riau.
Pembukaan Muswil dihadiri oleh jajaran petinggi MPN antara lain anggota MPO Pemuda Pancasila yang juga anggota Watimpres Agung Laksono, Sekdaprov Riau SF Haryanto, Kapolda Riau Muhammad Iqbal, Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto, Ketua MPW PP Riau Arsyadjulianto Rachman alias Anto Rachman, serta pengurus MPW dan 12 MPC se-Riau.
Ketua Pelaksana Irfan Rizal dalam sambutannya mengatakan, ada tiga agenda utama dalam Muswil tersebut, yakni evaluasi kinerja MPW PP Riau Priode 2017-2022.
Selanjutnya menyusun program kerja Priode 2022-2027, serta memilih Ketua dan menyusun kepengurusan. Untuk pemilihan Ketua, dilakukan secara aklamasi.” Ujarnya.
Selanjutnya, untuk agenda pemilihan Ketua, kami di-Propinsi Riau tidak melakukan kompetisi.
seluruh MPC kabupaten/kota yang ada di-Propinsi Riau, telah sepakat memilih satu sosok pemimpin terbaik untuk memimpin Pemuda Pancasila (PP) Propinsi Riau, masa Priode 2022-2027,” disampaikan Irfan Rizal yang disambut tepuk tangan massa PP yang hadir.
Pada kesempatan itu, Ketua MPW PP Riau Anto Rachman mengaku sudah tiga periode memimpin organisasi massa semi-militer itu.
Dia menengaskan bersedia diminta Kembali memimpin PP Riau untuk keempat kalinya yakni periode 2022/2027.mendatang.
“Mudah-mudahan Periode 2022/2027 ini menjadi lebih baik. Saya sudah dapat informasi bahwa teman-teman se-kabupaten/kota se-Riau sudah sepakat memilih saya.
Dan saya siap mereformasi kepengurusan ini, jika dipercayakan Kembali Pimpin PP, Propinsi Riau.
Kita juga perlu kaum milenial yang berani, yang tidak hanya mengandalkan otot tapi juga otak, Selamat ber-Muswil, semoga muswil ini bisa cepat kita selesaikan,” tegasnya.
Sementara, Wakil Ketua MPN PP Ahmad HI M Ali mengatakan, tantangan PP ke-depan harus mampu menghadapi perubahan melalui program kerja yang adaptif dengan perkembangan teknologi di era digital.”jelasnya.
“PP pernah besar pada masanya. Mari kita instrospeksi, apakah PP masih besar, saya minta untuk berani otokritik. Reformasi dan restorasi dibutuhkan,” ujarnya.
Selain itu, dia juga meminta anggota PP di Riau agar senantiasa beradaptasi karena Riau dikenal sebagai daerah religius. Dia juga mengingatkan bahwa bukan zamannya lagi anggota PP mengandalkan otot.” Pintanya.
Diera sekarang, lanjut dia, anggota PP dituntut memiliki kecakapan dan keahlian serta turut andil dalam pembangunan daerah. Sebab, selama ini di mata masyarakat PP hanya diidentikkan dengan kerusuhan dan kekerasan dan berbagai stigma negatif lainnya.
“Apakah kita mau diidentikkan dengan kata-kata itu, jawabannya tentunya ada pada diri kita sendiri.
Jangan lagi kita disimbolkan dengan yang tidak baik,”tegasnya.
(Rico/satria/( HR)monchai)